video islami surat yasin

readmore »»  

Profil Bp. Damin


Biarkan saya meperkenalkan salah satu gus saya. Namanya adalah Bp. Damin . Dia adalah guru B. Inggris di SMP N 1 Kayen. Hobinya adalah mengarang segala sesuatu yang ada. Dia tinggal di Jl. Bima no, 21 Perumnas Kutoharjo Pati. Dia memiliki istri namanya Ibu Muji,umurnya 30 tahun dan tingginya 155 cm.

Dia juga memiliki 3 orang anak, namanya Aziz, Nizam, dan Naila. Anak pertama bernama Aziz umurnya 12 tahun, Dia suka memancing, membaca buku, dan mengakses internet. Anak yang kedua bernama Nizam umurnya 6 tahun dia masih duduk di kelas RA / TK. Hobinya adalah bersepeda, bernyanyi, dan menggambar. Di rumah keluarga Bp. Damin Spd selalu bekerja bersama untuk merapikan rumah. Ada yang mencuci piring, mencuci pakaian, memasak, membersihkan ruangan, dan mengajari anak-anak mengerjakan PR.

Pada hari libur, keluarga Bp. Damin biasanya piknik ke Pantai Kartini, Rembang
readmore »»  
Category: 0 komentar

Pemisahan Campuran

PEMISAHAN CAMPURAN

A. Dasar Pemisahan Campuran
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Misalnya komponen yang berwujud padat dan cair dapat dipasahkan dengan saringan. Dasar pemisahan zat padat dari larutannya. Contoh pemisahan garam dengan pengotornya. Yang kedua titik didih digunakan untuk memisahkan zat-zat berdasarkan perbedaan titik didih dalam satu zampuran. Kelarutan yaitu pemisahan campuran dengan dasar kelarutan zat pada pelarut dilakukan pada pemisahan tiga tinta warna pada selembar kertas.

B. Teknik Pemisahan Campuran
Teknik pemisahan campuran yang kita kenal antara lain filtrasi/penyaringan, penguapan, kristalasi, distilasi/penyulingan, sublimasi, ekstrasi, kromatografi, sentrifugasi, penggunaan magnet, dan pengayakan. Berikut ini akan dijelaskan cara masing-masing teknik pemisahan tersebut.

1. Filtrasi atau Penyaringan
Proses penyaringan digunakan untuk memisahkan campuran yang zat penyusunnya cairan dan pedatan. Ukuran padatan cukup kecil sehingga tidak mengendap di dasar cairan, tetapi terserap di dalam cairan. Prinsip pemisahan campuran dengan cara filtrasi adalah perbedaan ukuran partikel komponen-komponen penyusun campuran. Filtrasi akan menghasilkan cairan hasil saringan yang disebut filtrate, sedangkan komponen yang tertinggal dalam kertas saring disebut dengan residu.

2. Penguapan
Evaporasi biasa digunakan untuk memisahkan larutan yang zat penyusunnya padatan dan cairan, dimana padatan tesebut larut dalam cairan. Metode ini dilakukan dengan memanaskan larutan. Pemanasan mengakibatkan pelarut akan menguap, sedangkan padatan yang terlarut akan tertinggal di dalam wadah.
Perhatikan orang yang membuat garam dari air laut. Air laut ditampung dalam suatu kolam. Air akan menguap sedang garam akan tertinggal. Penguapan dapat dilakukan dengan memanaskan larutan sehingga zat pelarut akan menuap dan zat terlarut akan tertinggal. Titik didih lebih tinggi daripada pelarutannya.

3. Kristalisasi
Kistalisasi dilakukan untuk memisahkan zat padat Dari larutannya berdasarkan perbedaan kelarutan dari komponen campuran dalam pelarut tertentu. Zat mengkristal terjadi karena kelarutran berkurang ketika suhu diturunkan.

4. Distilasi
Metode distilasi digunakan untuk memisahkan zat-zat penyusun dalam campuran yang berupa larutan. Pemisahan ini didasarkan atas perbedaan titik didih antara zat-zat penyusun larutan dimana perbedaan tersebut cukup besar
Metode distilasi bertingkat
Metode ini juga didasarkan atas perbedaan titik didih dari zat-zat penyusun larutan. Namun, perbedaan titik didih tersebut tidak terlalu besar sehingga bila digunakan metode distilasi sederhana, zat penyusun tidak terpisah dengan baik.

5. Sublimasi
Metode Sublimasi digunakan untuk memisahkan zat yang menyublim ketika dipanaskan seperti iodine, kefein, dan naftalen. Pada saat campuran dipanaskan, iodine akan menguap, sedangkan komponen lainnya tidak, sehingga akan diperoleh iodine murni.

6. Ekstraksi
Pemisahan dengan ekstrasi berdasarkan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda.

7. Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik padat, cair maupun gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan dengan cara yang lain. Dasar yang digunakan dalam kromatografi adalah daya serap atau zat dengan zat yang lainnya. Kromatografi dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu kromatografi kolom, kertas, lempeng tipis, dan gas.
readmore »»  

Reaksi Kimia

REAKSI KIMIA

Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia antara zat-zat yang bereaksi berubah menjadi zat-zat hasil reaksi. Jadi dalam reaksi kimia akan dihasilkan zat baru yang berbeda dengan zat penyusunnya. Tetapi tidak semua zat bercampur dapat menghasilkan suatu reaksi kimia, karena untuk menghasilkan zat baru dari suatu reaksi kimia, suatu zat yang bereaksi membutuhkan suatu energi yang setara, atau zat yang saling bereaksi membutuhkan sifat-sifat yang khusus sehingga terjadi suatu reaksi kimia.

A. Ciri-ciri Reaksi Kimia
Proses perkaratan, makanan yang membusuk, pembuatan tempe, pembuatan tape, air sumur menjadi keruh, petasan meledak adalah contoh dari suatu proses reaksi kimia. Secara umum gejala yang terjadi pada proses kimia yaitu adanya perubahan warna, timbul suatu endapan, menghasilkan gas dan terjadi perubahan suhu. Tidak semua reaksi kimia memiliki semua gejala-gejala itu.

1. Perubahan Warna
Salah satu ciri dari merupakan kimia adalah perubahan warna. Contohnya kayu dibakar menjadi arang, kayu berwarna cokelat berubah menjadi arang yang berwarna hitam, proses pemasakan buah, dan lain-lain. Tembaga karbonat yang berwarna hijau berubah menjadi tembaga oksida yang berwarna kehitaman.

2. Reaksi Menghasilkan Gas
Pembentukan gas merupakan ciri suatu reaksi kimia sedang berlangsung. Ketika reaksi kimia terjadi maka kita dapat melihat adanya bau yang khas, seperti gas alam sulfide (H2S) dan amoniak (NH3) yang berbau busuk.
Gas pakah yang terbentuk dalam reaksi tersebut? Berikut ini adalah reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan gas dan beberapa uji gas yang dihasilkan.

a. Uji Karbon Dioksida
Untuk menguji ada gas CO2 digunakan selang yang dihembuskan dalam wadah yang berisisi air kapur. Kalian akan segera menemukan endapan putih dari kalsium karbonat yang tidak larut dalam air.

b. Uji Oksigen
Uji ini dilakukan dengan menggunakan lidi atau bamboo membara. Lidi diletakkan didepan mulut tabung te,pat rekasi berlangsung. Bila lidi atau bambu tambah membara berarti gas yang dihasilkan adalah oksigen.

c. Uji Hodrogen
Gas hydrogen sebagai hasil dari suatu reaksi dapat kamu kumpulkan dalam sebuah tabung reaksi. Tutup mulut tabung dengan menggunakan jari jempolmu beberapa saat. Geserlah jari jempolmu dan dekatkan batang korek api menyala di depan mulut tabung. Jika kamu mendengar suara letupan kecil, berarti terdapat gas hydrogen yang bereaksi dengtan udara.

d. Uji Gas Asam Sulfida
Gas asam sulfida dapat direasikan kembali dengan seng klorida (ZnCI2) sehingga akan terbentuk endapan putih seng (ZnS).
Cara lain dengan meletakkan kertas saring yang dibasahi dengan larutan timbale nitrat (Pb (BO3)2), di depan mulut tabung tempat reaksi kimia berlangsung. Jika reaski kimia tersebut menghasilkan gas asam sulfida, kertas saring tersebut akan berubah warna menjadi hitam.

e. Uji Pengenalan Gas Amoniak
Gas amoniak bersifat sangat mudah larut dalam air selain memiliki bau busuk yang khas. Larutan amoniak dalam air bersifat basa. Sifat basa dapat dikenali dengan kertas lakmus erah. Bila lakmus berubah menjadi biru artinya gas amoniak telah terbentuk.

3. Reaksi Menghasilkan Endapan
Ketika mereaksikan dua zat klandung timbul suatu senyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya. Padatan ini disebut dengan endapan (presipitat). Penulisan persamaan reaksi kimia yang menunjukan adanya senyawa yang mengendap digunakan tanda panah yang arahnya kebawah ().
Peristiwa pengendapan mirip dengan kristalisasi. Pada keduanya tidak terjadi pelarutan. Pada kristalisasi, terbentuknya padatan berlangsung secara perlahan-lahan samapai padatan yang berbentuk Kristal terbentuk. Sementara itu, pada pengendapan terbentuknya padatan berlangsung sangat cepat.

4. Reaksi Perubahan Suhu
Pada reaksi kimia reaktan diubahnya menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan atom-atom reaktan dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikan diperlukan energi. Untuk membentuk ikatan yang baru dilepaskan sejumlah enrgi. Jadi pada reaksikimia terjadi perubahan energi.
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksotermis. Sementara itu, reaksi yang menyerap energi panas disebut reaksi endotermis.
Reaksi kimia terjadi pada suatu ruang yang kita sebut dengan system. Tempat di luar sistem disebut dengan lingkungan. Pada reaksi eksotermis terjadi perpindahan energi panas dari system ke lingkungan. Sedangkan pada reaksi endotermis, terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke system.

B. Jenis-jenis Reaksi
Reaksi kimia dapat dikelompokan menjadi bebeapa jenis, yaitu peruraian, oksidasi atau pembakaran, reduksi, netralisasi, pengendapan, pertukaran, dan fermentasi. Masing-masing akan dijelaskan pada uraian berikut ini.

1. Peruraian (Dekomposisi)
Reaksi peruraian terjadi jika satu senyawa terurai menjadi zat lebih sederhana. Reaksi ini dapat disebabkan karena adanya panas, cahaya, atau aliran listrik. Contoh lilin yang menyala terurai menjadi karbondioksida dan upa air, elektrolis air terurai menjadi hiterogen dan oksigen, dan perak bromide yang terkena cahaya terurai menjadi perak dan bromine.

2. Oksidasi
Oksidasi terjadi ketika zat bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan zat baru. Berikut ini beberapa contoh reaksi oksidasi.
a. Respirasi (oksidasi glukosa pada makhluk hidup).
b. Pembakaran, merupakan reaksi antara zat dan oksigen dengan menghasilkan zahaya, panas, api, ledakan atau pendar.
c. Korosi, merupakan reaksi oksidasi loga diudara yang mengandung uap air. Contoh besi berkarat.
d. Ketengikan pada makanan. Ketengikan merupakan reaksi oksidasi dari lemak.

3. Reduksi
Reduksi terjadi ketika zat kehilangan oksigen. Reaksi ini sering digunaka pada ekstrasi logam dari bijihnya.

4. Netralisasi
Netralisasi merupakan reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam dan air.

5. Pengendapan
Beberapa larutan bereaksi membentuk endapan. Contoh timbale nitrat dengan kalium iodide yang keduanya berwarna, membentuk endapan kuning timbale iodide dan larutan kalium nitrat.

6. Pertukaran
Pada reaksi pertukaran, suatu zat menggantikan zat lain dalam senyawanya. Misalnya pada reaksi besi dengan asam klorida yang menghasilkan senyawa besi klorida dan hydrogen. Asam klorida tersusun atas heterogen dan klorin. Pada reaksi tersebut, hidrogen yang terdapat pada asam klorida digantikan oleh besi sehingga terbentuk senyawa abesi klorida.

7. Fermentasi
Reaksi fertementasi terjadi dengan melibatkan mikrorganisme yaitu ragi. Reaksi ini dimanfaatkan dalam pembuatan roti. Ragi menyebabkan roti mengembang karena terbentuk gas karbon dioksida.

C. Kecepatan Reaksi
Reaksi kimia ada yang bersifat cepat dan ada yang bersifat lambat. Sebagai contoh, petaan meledak terjadi sangat cepat, sedangkan proses perkaratan merupakan reaksi kimia secara lambat. Suatu perubahan kimia yang berlangsung dengan kecepatan tertentu disebut laju reaksi. Laju reaksi dipengaruhi beberapa faktor. Untuk reaksi homogen, laju reaksi dipengaruhi oleh sifat zat, konsentrasi zat temperature, dan katalis. Sementara itu, untuk reaksi heterogen ditambah faktor keadaan fisik zat-zat yang bereaksi.

1. Konsep Laju Reaksi
Pengertian laju reaksi adalah laju berkuranya konsentrasi pereaksi per satuan waktu atau laju bertambahnya konsntrasi reaksi per satuan waktu. Perubahan tersebut dinyatakan dalam perubahan konsentrasi molar.
Contoh : n A  m B
Dari persamaan tersebut laju reaksi adalah laju berkurangnya A per satuan waktu atau bertambahnya zat hasil (B) per satuan waktu.

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi
Faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi antara lain luas permukaan bidang sentuh, konsentrasi larutam, dan suhu.

a. Luas permukaan Bidang Sentuh
Semakin luas atau lebar permukaan bidang sentuh maka laju reaksi semakin cepat. Ini artinya zat yang berbentuk serbuk akan lebih cepat bereaksi daripada yang masih berbentuk bongkahan.

b. Konsentrasi zat
Konsentrasi larutan menunjukan jumlah partikel yang terdapat dalam suatu zat. Zat dengan konsentrasi tinggi memiliki partikel yang lebih banyak daripada zat denga kosentrasi rendah. Zat dengan konsentrasi besar akan semakin dekat jarak antar vpartikelnya sehingga tumbuhan akan sering terjadi dan reaksi juga berlangsung dengan cepat.

c. Suhu
Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat. Ini terjadi karena partrikel yang bergerak berkeliling dengan cepat sehingga kemungkinan terjadinya tumbuhan antarpartikel lebih besar.

d. Katalis
Katalis adalah zat yang berfungsi untuk mempercepat reaksi. Ada juga katalis yang berfungsi untuk menghambat reaksi yang disebut inihibitor.

D. Reaksi Kimia di Sekitar

1. Korosi
Korosi dapat terjadi akibat reaksi kimia antara logam dengan oksigen dan uap air di udara. Korosi yang terjadi pada logam besi dan baja dinamakan karat.

a. Penyebab Korosi
Oksigen dan uap air di udara dapat bereaksi secara kimia dengan besi sehingga terbentuk krat. Korosi yang terjadi adal logam angat berbahaya. Korosi dapat mengancam keselamatan jiwa, penyakit kanker, dan saluran pernapasan.

b. Cara Mencegah Korosi
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk terjadinya korosi Mencegah karat berarti mencegah oksigen dan air untuk bereaksi dengan besi.

1) Pengecatan
Pengecatan merupakan metode pencegahan karat yang paling mudah dan murah. Mengapa menggunakan cat? Lapisan zat mencegah logam bersinggungan dengan udara dan uap air. Karena logam tidak bersinggungan dengan udara dan uap air, maka tidak terjadi korosi.

2) Melapisi logam dengan minyak dan pelumas
Minyak dan pelumas digunakan untuk melapisi peralatan yang terbuat dari ligam. Contohnya mesin kendaraan dan mesin pabrik.

3) Melapisi loga dengan plastic
Plastik dapat digunakan untuk melapisi besi agar tidak berkarat. Contohnya pada kursitaman, rak piring, kabel, atauperalatan dapur.

4) Melapisi dengan logam lain

a) Melapisi dengan logam yang kurang reakstif
Timah, krom, perak, dan emas merupakan logam-logam yang kurang reaktif dibandigkan besi. Timah dapat digunakan untuk melapisi kaleng makanan atau minuman. Krom biasanya digunakan untuk melapisi setang sepeda, bemper sepeda, pagar, dan lain-lain.

b) Melapisi dengan logam yang lebih reaktif
Logam yang biasa digunakan adalah seng. Proses pelapisan menggunakan seng disebut galvanisasi. Contohnya besi penopang jembatan atau bangunan, dan penghalang tabrakan yang sering dietakkan pada tikungan tajam di jalan raya. Tetapi seng tidak dapat digunakan untuk melapisi kaleng makanan karena bersifat racun. Seng merupakan logam yang lebih reaktif daripada besi sehingga lebih mudah mengalami korosi. Hal inilah yang menjadi kelebihannya. Walaupun lapisan tergores sehingga besi yang dilindunginya kotak dengan udara dan air besi tidak akan berkarat selama masih ada seng yang tersisa.

5) Mengorbankan logam lain
Pada kapallaut biasanya dipasang balok-balok seng untuk mencegah karat. Hal ini disebabkan seng lebih reaktif daripada besi , sehingga seng akan terkorosi lebnih dulu daripada besi.

2. Pembusukan Makanan
Makanan yang membusuk merupakan perubahan kimia yang sering kita amati. Pembusukan makanan terjadi karena pengaruh mikroorganismem misalnya bakteri. Mikroorganisme membutuhkan makanan untuk memperoleh energi dan berkembang biak.

3. Kembang api
Kembang api terbakar termasuk reaksi yang berlangsung cepat. Waktunya hanya beberapa detik. Warna-warna pada kembang api terbentuk dari reaksi pembakaran senyawa logam. Contoh magnesium menghasilkan warna putih, strontium menghasilkan warna merah, tembaga menghasilkan warna biru, dan natrium menghasilkan warna kuyning.

Rangkuman
1. Asam adalah zat dalam air yang dapat menghasilkan ion hydrogen (H+).
2. Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). fapat mentralisir asam.
3. Sabun merupakan salah satu zat yang bersifat basa.
4. Asam bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat asam maupun basa. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi.
5. Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa.
6. Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain :
a. Asam + basa, menghasilkan garam + air
b. Basa + oksida asam, menghasilkan garam + air
c. Asam + oksida basa, menghasilkan garam + air
d. Oksida asam + oksida basa, menghasilkan garam + air
e. Logam + asam, menghasilkan garam + H2
7. Reaksi penetralan bangunan bagi manusia, antara lain produksi asam lambung (HCI) yang berlebihan dapat dinetralkan dengan menggunakan senyawa basa Mg (OH)2.
8. Para petani menggunakan reaksi penetralan agar tanah yang terlalu asam dan tidak baik bagi tanama dapat menjadi netral dengan menambahkan senyawa basa Ca(OH)2. atau air kapur.
9. Pasta gigi mengandung basa, berfungsi untuk menetralkan mulut kita dari asam yang dapat merusak gigi dan menimbulkan bau mulut.
10. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indicator atau larutan alami.
11. Lakmus digunakan sebagai indicator asam-basa, sebab lakumus memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
a. Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam ataupun basa.
b. Lakumus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan lama.
c. Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk lakmus kertas. Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak.
12. Indikator alami, seperti : bunga sepatu, kunyit, kulit manggis, kubis ungu atau jenis bunga-bungaan yang berwarna dapat digunakan untuk menentukan sifat asam atau basa suatu zat.
13. Indikator universal merupakan campuran dari bermaam-macam indicator asam dan basa yang dapat berubah warna setiap satuan pH.
14. Larutan bersifat netral jika pH = 7, larutan bersifat asam jika pH < 7, dan larutan bersifat basa jika pH > 7.
readmore »»  

Kohesi dan Adhesi

1. Kohesi dan Adhesi

Zat terdiri atas partikel-partikel zat yang saling tarik-menarik. Ada dua macam gaya tarik-menarik antarpartikel zat, yaitu kohesi dan adhes. Khohesi adalah gaya tarik-menarik antar partikel-partikel zat yang sejenis. Sementara itu, Adhesi adalah gaya tarik-menarik antar partikel-partikel zat yang tidak sejenis.
Kuat lemahnya kohesi dan adhesi dari suatu zat cari dapat berpengaruh pada bentuk permukaannya. Bentuk permukaan zat cair disebut dengan meniscus. Ada dua maca meniscus, yaitu meniscus cembung dan meniscus cekung.

a. Meniskus Cembung
Meniskus cembung terjadi apabila kohesi lebih besar dari pda adhesi. contohnya adalah tabung teaksi yang berisi raksa (Hg). Kohesi antar partikel raksa lebih besar dari pada adhesi antar partikel raksa dan kaca tabung reaksi. Akibatnya, permukaan raksa dalam tabung reaksi berbentuk cembung dan raksa tidak membasahi dinding.

b. Meniskus Cekung
Meniskus cekung terjadi apabila kohesi lebih kecil daripada adhesi. Misalnya, apabila air dimasukkan dalam tabung reaksi. Kohesi antar partikel air lebih kecil dari pada adhesi antar partikel air dan kaca tabung reaksi. Akbibatnya, permukaan air dalam tabung berbentuk cekung dan air membasahi dinding kaca.

2. Kalpilaritas
Gejala naik turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler disebut dengan kalpilaritas. Kalpilaritas bergantung pada kohesi dan adhesi. Gejala kalpilaritas dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti naiknya minyak tanah pada sumbu kompor, naiknya air dan garam mineral melalui pembuluh kayu pada tumbuhan, merembesnya air hujan pada tumbuhan, merembesnya air hujan pada dinding rumah atau meresapnya air pada tisu.
Kalpilaritas juga dipengaruhi besarnya lubang pipa kapiler. Apabila sebuah bejana berhubungan berupa pipa kapiler diisi dengan zat cair, maka tinggi permukaan pada setiap pipa tidak sama. Tetapi, jika bejana berhubungan yang dipakai bukan berupa pipa kapiler, maka akan berlaku hukum bejana berhubungan, yang berbunyi : “Apabila sebuah bejana yang saling berhubungan didisi dnegan zat cair sejenis, maka permukaan zat cair berbentuk mendatar dengan ketinggian sama”.
Asas bejana berhubungan ini tidak berlaku dikarenakan beberapa faktor, seperti bejana diisi dengan zat cair yang berbeda, salah satu bejana ditiup, bejana digoyang-goyangkan, dan terdapat pipa kapiler. Contoh pemanfaatan bejana berhubungan adalah pada menara air, teko, dan system pengaliran air ledeng/keran.
Sebelumnya, telah kita ketahui bahwa raksa mempunai meniscus cembung dan air mempunyai meniscus cekung. Hal ini disebabkan oleh kohesi moekul-molekul zat cair tersebut. Pada molekul-molekul air dipermukaaan, gaya kohesinya selalu berusaha untuk memperkecil luas permukaan air. Air yang berada pada keadaan seperti ini, dikatakan memiliki tagangan permukaan. Besarnya tegangan permukaan sangatlah kecil, tetapi pada batas tertentu dapat menahan berat pisau atau silet yang terapung. Peristiwa sehari-hari yang terkait dengan tegangan permukaan air misalnya nyamuk dan beberapa serangga dapat hinggap dan berjalan bebas dipermukaan air, jarum dapat terapung di air, dan gelembung air sabun dalam keseimbangan dapat mempertahankan diri untuk tidak pecah.
readmore »»  
Category: 1 komentar

OUR BODY

OUR BODY
(Tubuh Kita)

My Eyes (mata)
My ears (telinga)
My nose (hidung)
My mouth (mulut) 3x
We all Clap hands
Together

My hair (rambut)
My necle (leher)
My check (pipi)
My chin (dagu) 3x
We all Clap hands
Together

My Teth (gigi)
My tongue (lidah)
My shalder (pundak)
My cest (dada)3x
We all clap hands
Together
readmore »»  

Perpindahan Kalor

A. Perpindahan Kalor
1. Konduksi
• Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat itu. Konduksi biasanya terjadi pada zat padat. Contoh : jika salah satu ujung besi dibakar, maka panasnya akan merambat ke ujung lainnya.
• Zat yang mudah menghantar kalor disebut konduktor, contohnya : besi, alumunium, tembaga, baja dan lain-lain.
• Zat yang sukar menghantarkan kalor disebut isolator, contohnya : kaca, karet, kayu, plastic, air dan udara.
2. Konveksi
• Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat disertai perpindahan partikel-partikel zat itu. Perpindahan kalor ini disebabkan karena perbedaan massa jenis zat. Konveksi biasanya terjadi pada zat cair dan gas. Contohnya : air yang dipanaskan di dalam panci pada bagian bawah panci yang mendapat panas sehingga memuai dan akibatnya massa jenisnya lebih kecil dari yang ada di atasnya. Selanjutnya air yang ada dibawah terdesak oleh air yang ada di atasnya demikian seterusnya.
• Perpindahan kalor secara konveksi juga terjadi di udara dan dapat menyebabkan terjadinya angin.
pada siang hari, suhu udara di darat lebih tinggi dari pada di laut. Oleh karena itu terjadilah aliran udara (angin) dari laut ke darat disebut angin laut. Sebaliknya pada malam hari suhu udara dipermukaan laut lebih tinggi dari pada suhu udara d idarat. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya aliran udara (angin) dari darat ke laut yang disebut angin darat.
3. Radiasi
• Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat pertantara. Contohnya : sinar matahari dapat sampai ke bumi.
• Permukaan yang gelap (hitam) merupakan penyerap radiasi kalor yang baik, sebaliknya permukaan yang bewarna putih atau mengkilap merupakan penyerap radiasi kalor yang buruk.
• Alat yang dapat digunakan untuk mengetahui radiasi suatu zat disebut termoskop.
• Penerapan konsep perpindahan kalor antara lain
1. Termos, dinding termos di buat mengkilap agar panas dari air dalam termos dipantulkan kembali ke air. Di antara dinding termos terdapat rongga udara (hampa) agar panas dari dinding termos tidak merambat secara konduksi ke luar.
2. Setrika, bagian bawah setrika di buat dari logam (konduktor) agar panas mudah merambat dan gagang setrika dibuat kayu agar tidak merambat.
readmore »»